Detektif Rio sedang berjalan-jalan di sebuah bazar antik di Paris ketika matanya tertarik pada sesuatu yang sangat tidak biasa: sebuah pistol berkilauan, dihiasi emas dan perak dengan ukiran halus sosok Napoleon Bonaparte di gagangnya. Di bawah ukiran itu tertulis kata-kata dalam bahasa Prancis kuno: "Liberté ou Mort" (Kebebasan atau Mati). Penjualnya, seorang pria tua yang penuh teka-teki, mengklaim bahwa ini adalah pistol pribadi Napoleon yang digunakan selama pengasingannya di Elba dan, konon, direncanakan untuk digunakan pada saat kejatuhannya di tahun 1814.
Penyelidikan Dimulai
Rio tidak mudah percaya. Ia membeli pistol itu dengan harga tinggi dan memutuskan untuk menyelidiki kebenarannya. Penelusurannya dimulai di Museum Militer Paris, tempat artefak Napoleon lainnya disimpan. Kepala museum, seorang sejarawan bernama Dr. Guillaume Lefèvre, terkejut ketika melihat pistol tersebut.
“Jika ini asli,” ujar Dr. Lefèvre, “Anda memegang bagian penting dari sejarah. Menurut catatan, Napoleon memang memiliki pistol semacam ini, tetapi keberadaannya hilang sejak 1814.”
Rio memutuskan untuk menyelami sejarah Napoleon lebih dalam, menelusuri jejaknya dari kejayaan hingga kejatuhannya.
Napoleon: Kaisar dan Penakluk
Napoleon Bonaparte dikenal sebagai seorang jenderal yang brilian, pemimpin revolusi yang akhirnya menjadi kaisar Prancis. Dengan strategi militer yang cerdik, ia berhasil menguasai hampir seluruh dataran Eropa.
- Belanda: Napoleon mengangkat adiknya, Louis Napoleon, sebagai Raja Belanda pada tahun 1806, meskipun Louis akhirnya memerintah dengan independensi yang tidak disukai oleh Napoleon.
- Spanyol: Joseph Bonaparte, kakak Napoleon, diangkat sebagai Raja Spanyol setelah invasi Prancis pada tahun 1808, meski mendapat perlawanan sengit dari rakyat Spanyol.
- Swedia: Jenderal Bernadotte, yang awalnya salah satu jenderal Napoleon, menjadi Raja Swedia setelah diadopsi oleh Raja Charles XIII. Bernadotte kemudian berbalik melawan Napoleon dalam perang terakhir.
- Italia dan Polandia: Sebagian besar wilayah Italia direbut dari Austria, dan Napoleon mendukung kemerdekaan Polandia dengan mengangkat Joseph Poniatowski sebagai pemimpin Polandia.
Namun, pada tahun 1814, koalisi negara-negara Eropa berhasil mengalahkan Napoleon, memaksanya turun takhta dan diasingkan ke Pulau Elba.
Penemuan Bukti
Rio menemukan dokumen di arsip nasional Paris yang menyebutkan sebuah pistol emas dan perak dengan ukiran yang cocok. Disebutkan bahwa Napoleon memang mempersiapkan senjata itu untuk digunakan jika ia harus memilih kematian daripada penghinaan. Namun, ia akhirnya menyerah secara damai kepada koalisi sekutu, memilih pengasingan.
Lebih jauh, analisis laboratorium pada pistol tersebut mengungkapkan bahwa ukirannya sesuai dengan teknik dari era Napoleon, dan logamnya berasal dari tambang yang dikuasai Prancis pada awal abad ke-19.
Sebuah Kejutan
Saat Rio terus menggali, ia mendapatkan kabar dari seorang kolektor antik di Polandia yang memiliki benda serupa: sebuah sarung pistol dengan ukiran lambang Napoleon. Kolektor itu menyatakan bahwa ia menemukannya di bekas markas militer Prancis di Warsawa. Rio pergi ke Polandia untuk menyatukan kedua artefak itu.
Ketika sarung dan pistol itu cocok dengan sempurna, Rio yakin ia telah menemukan senjata pribadi Napoleon yang hilang.
Penutup
Penemuan ini membawa Rio ke panggung internasional, di mana ia menjadi pembicara dalam sebuah konferensi sejarah di Paris. Pistol itu akhirnya dipajang di Museum Militer sebagai simbol dari kemegahan dan kejatuhan Napoleon.
Namun, dalam hati Rio, ia merenung: apakah pistol ini benar-benar direncanakan Napoleon untuk mengakhiri hidupnya? Ataukah hanya simbol perlawanan terakhir dari seorang kaisar yang jatuh? Sejarah, seperti pistol itu, menyimpan rahasianya sendiri, dan Rio, seperti biasa, hanya membuka sebagian dari misteri tersebut.
By. @Septadhana
